BANGKIT DAN BERGERAKLAH MAHASISWA!
"Kurung mereka, penjarakan mereka, para mahasiswa itu. Toh mereka tak berani bergerak. Karena mereka terbius beasiswa dan janji palsu para benalu. Maka gantunglah almamater mereka, gantung juga mereka, para mahasiswa itu. Karena bila mereka tetap tak bergerak, itu pertanda lebih baik mereka mati!"
Itulah coretan lama yang dulu kerap dibaca bila suasana pergerakan mahasiswa mulai lunglai dan tak berdaya. Dibaca berkali-kali, bikin adrenalin pergerakan muncul kembali. Semacam dogma yang cenderung memaksa, namun ia dilapisi atribut rasional. Maka membacanya pun membuat kaki kembali melangkah. Minimal untuk sekadar menjawab pertanyaan pemantik: Indonesia mau dibawa ke mana?
Ah itu sekadar kenangan. Kini, bangkitlah mahasiswa, singsingkan lengan baju kalian. Lalu bergulat dan perjuangkan idealisme kalian. Bergeraklah ke depan. Menenun sejarah baru bagi diri dan bangsa kalian. Bila dianggap perlu, tamparlah seluruh penguasa yang tuli dan culas. Agar mereka tersadarkan bahwa mereka diberi mandat untuk melayani dan taat mandat, bukan untuk memamer topeng dan tebar citra.
Jangan biarkan negeri ini dirampas kekayaannya, diperkosa hak rakyatnya dan diinjak-injak kedaulatannya. Sebab pada kalian ada ide, idealisme, mimpi dan cita-cita. Matangkan diri dalam berbagai pergulatan. Baca teks, telisik konteks. Cumbui abjad, akrabi realitas sosial. Semua itu adalah modal penting dalam meracik dan membangun peta jalan baru.
Tapi semuanya tetap bermodal cinta dan dibangun di atas jalan cinta. Bukan mengeja romantis picisan pada si dia yang punya rasa di saat unjuk rasa. Seperti kisah sebagian mereka dalam diary sebagian demonstran korban CBSA. Korban Cinta Bersemi Saat Aksi. Tapi terutama pada negeri yang kalian cinta. Namanya Indonesia. Masih ada kan nama itu dalam dada dan lintasan pikiran kalian?
Karena kalian adalah darah dan nyawa perubahannya. Bahkan kalian adalah Indonesia itu sendiri. Pada setiap detik dan sudut negeri ini, ada harapan dan optimisme pada kalian. Bahwa pada jiwa kalian masih ada darah dan semangat revolusioner untuk menghadirkan perubahan dan kemajuan. Bukan menanti ratu adil atau rezim berganti berulang kali. Karena itu hanya mimpi yang mustahil terjadi. Sebab pemimpin itu adalah kalian. Kalian adalah the real leader. Kini dan nanti!
Ambillah resiko-resiko. Leiden is lijden. Sebab pemimpin adalah para pengambil dan penerima resiko-resiko. Di saat gerakan mahasiswa ditumpulkan dengan beasiswa dan pembatasan masa kuliah, maka tak ada cara lain, kalian mesti mengambil jalan yang berani dan tentu beresiko: belajar di ruangan sekaligus di lapangan. Berdebat di ruang akademik, bergulat di masyarakat luas.
Semua perlu belajar kepada para tokoh yang telah memberi dan menjadi inspirator. Mereka semuanya dikenang dan punya kontribusi masing-masing. Karena mereka mewariskan berbagai nilai dan tradisi yang layak dilanjutkan. Terutama oleh kalian sebagai pewaris dan pelanjut yang sah.
Niat, tekad, berkorban, semangat, kesungguhan, jujur, sahaja, tanpa pamrih, ikhlas, tulus, sabar, syukur, berani, belajar, baca, tulis, publikasi, diskusi, debat dan masih banyak lagi. Mereka tidak hipokrit, mereka bukan penjilat. Mereka adalah petarung dan pejuang sejati. Bukan saja disegani kawan tapi juga lawan yang beragam selera dan berbeda pandangan.
Para pewaris tangguh dan menyejarah itu ada banyak. Sekadar menyebut sebagian dari mereka, mereka adalah Kiai Dahlan, Kiai Hasyim, Kiai Halim, Kiai Zarkasyi, Bung Karno, Bung Hatta, Pak Natsir, Kiai Agus Salim, HOS Cokroaminoto, Bung Tomo, Amir Syarifudin dan masih banyak lagi. Atau bisa jadi, kalian semuanya. Mahasiswa Indonesia. Lintas organisasi, beragam latar belakang.
Sungguh, negeri ini masih punya alasan untuk bangkit dan menemui takdir sejarahnya sebagai negeri yang maju dan berkontribusi bagi kemajuan berbagai negeri di seluruh penjuru dunia. Bahkan negeri ini sangat mungkin menjadi juru bicara baru peradaban baru dunia, sebagaimana yang dilakoni para tokoh atau generasi yang lalu pada masa lalu, pada saat hadirnya dan bersatunya Negara Non-Blok, Asia-Afrika.
Lagi-lagi, auranya masih ada. Peluangnya pun masih terbuka lebar. Asal kalian berani hadir dengan lakon yang jelas dan tegas. Tak mudah diintimidasi, tak mau disetir dan tak suka dibonsai oleh mereka yang suka melakukan itu. Agar dengan begitu, kalian bisa bebas memproklamirkan bahwa tak boleh ada lagi penjajah atas nama apapun dan kepada siapapun di negeri ini, bahkan di muka bumi ini.
Dan itu semuanya ada pada jiwa dan langkah perjuangan kalian. Ada pada hati nurani dan akal sehat kalian. Bila diantara kalian ada hati dan akal sehatnya yang tergerak, maka itu pertanda seluruh penghuni negeri ini masih punya alasan rasional untuk menjangkau takdir baru, terutama untuk terus menata ulang taman indah Indonesia bahkan taman luas dunia. Bangkit dan bergeraklah mahasiswa Indonesia! (*)
* Judul tulisan
BANGKIT DAN BERGERAKLAH MAHASISWA!
Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Melahirkan Generasi Unggul"
Komentar
Posting Komentar