KETIKA POTENSI PESERTA DIDIK TERHALANG SISTEM
ANAK atau peserta didik yang saat ini tengah mengikuti proses belajar mengajar baik melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal merupakan aset bangsa. Mereka merupakan the next pemegang biduk tatanan bangsa. Mereka semua terlahir dan terbentuk serta memiliki ciri dan karakter yang unik.
Multi karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik merupakan tanda atau kode keras buat kita semua bahwa perubahan besar akan terjadi di bangsa ini dan di tangan merekalah perubahan itu lahir.
Hal ini bukan bermaksud untuk mengabaikan perubahan yang terjadi hari ini, yang merupakan buah dari segudang potensi-potensi besar yang dimiliki oleh kita yang melakoni dan telah mengambil perannya masing-masing dalam membawa bangsa ini untuk bersaing dan berkompetensi dengan bangsa-bangsa lain.
Kesuksesan yang telah ditorehkan dan tertulis dalam lembaran sejarah bangsa tak lantas membuat kita terlena dan hampir melupakan generasi atau peserta didik yang saat ini tengah melalui proses agar di kemudian hari mereka bisa mengisi ruangnya masing-masing menurut potensinya dalam mempertahankan kemampuan bangsa ini untuk bersaing di level global.
Ironis memang kalau kita melihat fakta yang ada saat ini. Kondisi dunia pendidikan di Indonesian saat ini sepertinya dan memang nyata adanya, masih banyak pola atau sistem yang tidak mampu menjembatani potensi peserta didik secara utuh.
Dunia pendidikan sepertinya tak memiliki ruh tersendiri. Sistem dan kurikulum yang selalu berubah, yang katanya sebagai bentuk respon terhadap perkembangannya yang ada, namun hasilnya kadang melenceng jauh dari apa yang ditargetkan.
Kalau boleh berpendapat, sebenarnya ada sistem yang tidak seimbang dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah membuat standar bersifat nasional, sementara fasilitas penunjang antara setiap lembaga pendidikan sangat miris karena berbeda-beda.
Guru dituntut agar mampu mengadministrasikan semua perangkat pembelajaran sehingga guru beralih peran dari pendidik menjadi administrator. Mengajar dikesampingkan, potensi anak terabaikan. Mata pelajaran tertentu harus mencapai target nilai yang ditetapkan agar bisa lulus dan potensi anak, sekali lagi, terabaikan.
Angin segar dunia pendidikan memang tengah berhembus di bawah kendali Bang Nadien Makarim, namun tak menutup kemungkinan itu bisa berakhir hanya pada kata angin saja bila angin itu tidak dikelola menjadi sebuah jembatan kokoh oleh pengendali utama pemerintahan dalam menyalurkan potensi peserta didik saat ini yang masih banyak terbelenggu oleh sistem.
Masa depan bangsa ini bukan tergantung pada tingginya nilai KKM setiap mata pelajaran, bukan tergantung dari tingginya angka yang tertulis pada raport dan bukan pula tergantung pada banyaknya gelar yang telah disandang. Tapi semuanya sangat tergantung dari bagaimana sistem dunia pendidikan menjembatani potensi peserta didik secara utuh dan merdeka tanpa menciptakan sebuah sistem yang membelenggu. (*)
Muntung, Manggarai Barat-NTT, 13 Juni 2020
* Judul tulisan
KETIKA POTENSI PESERTA DIDIK TERHALANG SISTEM
Oleh: Paga Santosa
Guru BK SMAN 1 Mbeliling
Komentar
Posting Komentar