BERKOLABORASI UNTUK MENULIS BUKU BARU 

Alhamdulillah hari ini Kamis 25 Juni 2020 saya bisa silaturahim dengan Pak Dr. Wawan Ahmad Ridwan M.Ag, senior sekaligus Dosen IAIN Syeikh Nurjati Cirebon di sebuah rumah makan di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon-Jawa Barat. Satu pertemuan yang benar-benar saya harapkan dan bermanfaat. 

Kebetulan saya sudah lama mengenal beliau dan beberapa kesempatan pernah bertemu dalam beragam forum. Termasuk kerap mendengar materi beliau dalam berbagai kesempatan, baik pada saat beliau jadi khotib khutbah Jumat dan Shalat Id maupun ceramah ramadhan dan sebagainya. 

Pertemuan kali ini tak seperti biasanya. Awalnya saya hendak bertemu beliau karena memang saya butuh. Kebetulan saya sedang mempersiapkan naskah buku saya yang ke 27 untuk terbit alias naik cetak. Judulnya "Melahirkan Generasi Unggul". Saya memohon beliau berkenan memberi komentar singkat atau testimoni. Akhirnya beliau bersedia dan beliau sendiri malah yang mengundang saya untuk bertemu secara langsung.  

Pertemuan kali ini menjadi lebih luar biasa lagi karena ini benar-benar pertemuan pertama yang disengaja. Apalagi setahu saya beliau berpengalaman dalam dunia pendidikan dan mengasuh sebuah lembaga pendidikan di Kota Cirebon. Di samping berpengalaman sebagai narasumber dalam berbagai forum untuk membahas berbagai macam tema.  

Khusus untuk pertemuan kali ini kami membincang banyak hal yang memang tak biasa. Dari yang sederhana hingga yang agak serius. Tentang berbagai isu terkini keumatan dan kebangsaan, di samping dunia pendidikan, serta dampak Covid-19 pada aspek ekonomi, juga seputar dunia kepenulisan yang memang menjadi salah satu dunia yang sedang saya geluti beberapa tahun belakangan.  

Menyaksikan realitas keumatan dan kebangsaan akhir-akhir ini memang butuh kesabaran di atas rata-rata. Berbagai masalah yang datang bertubi-tubi kerap membuat kita mengelus dada. Bukan saja untuk memkasa diri agar menjaga mental syukur atas berbagai kondisi tapi juga memahami berbagai hal termasuk munculnya masalah yang seketika datang, yang tentu menimbulkan keresahan yang menganga. 

Sebagai umat maupun sebagai bangsa kita dituntut untuk mengambil peran dan berkontribusi nyata. Lebih dari sekadar berkomentar atau bahkan lebih dari sekadar nyinyir. Masalah yang hadir tak cukup diratap dan tidak bisa selesai hanya karena dicaci maki. Butuh tindakan aktif atau langkah yang lebih praktis. Keresahan perlu ditindaklanjuti dalam bentuk langkah praktis dan bila perlu berwujud karya. 

Sekadar menyebut contoh, masalah ril pada dunia pendidikan. Akhir-akhir ini pendidikan kita mengalami dilema yang sangat serius. Covid-19 yang melanda negeri kita telah memporakporandakan berbagai sisi kehidupan. Bukan saja aspek kesehatan dan stabilitas nasional tapi juga aspek ekonomi. Termasuk dunia atau aspek pendidikan.  

Kondisi dilematis yang sedang menimpa adalah tentang pendidikan anak berbasis dan atau di dan dari rumah. Belakangan anak-anak diarahkan untuk belajar di dan dari rumah. Berbagai pelajaran dan aktivitas belajar dan mengajar yang biasanya dilaksanakan di sekolah atau kampus kini dipelajari atau dilakukan di dan dari rumah. 

Dilemanya adalah orangtua yang kini turut berperan dalam proses praktis KBM atau kegiatan belajar-mengajar. Dengan berbagai aktivitas keluarga dan mungkin profesi yang sudah menumpuk kini orangtua ditambah lagi dengan menjalankan peran sebagai fasilitator pembelajaran anak-anaknya di rumah. 

Kalau anak sudah berusia dewasa seperti SMP, SMA dan kuliah mungkin tak ada masalah, malah mereka lebih mandiri dan bisa mengatur diri sendiri. Tapi kalau masih anak-anak usia TK dan SD tentu butuh waktu dan pendampingan yang lebih maksimal. Masalah yang timbul pun tentu ada saja. Termasuk biaya pendidikan yang kadang bikin leher tercekik.   

Keterbatasan dalam berbagai sisi itu sudah pasti. Termasuk keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan anak. Sebab orangtua juga mesti mencari nafkah atau bekerja. Betapa susahnya membagi waktu untuk menuntaskan aktivitas yang begitu menumpuk dan penuh kompleksitas semacam itu. Mencari nafkah sekaligus mendampingi anak dalam belajar.  

Mereka yang sehari-hari terbiasa dengan dunia pendidikan formal saja tak menjadi jaminan bisa melaksanakan peran ganda pada kondisi semacam ini. Satu sisi mereka mesti mengajar para siswa atau mahasiswa, satu sisi mereka juga mesti mendidik anak mereka sendiri yang kini belajar dari dan di rumah. 

Lalu bagaimana dengan mereka atau orangtua siswa dan mahasiswa yang tidak berpengalaman di dunia pendidikan? Bagaimana pula mereka yang tidak memahami posisi dan perannya sebagai orangtua dalam kondisi semacam ini? Tentu saja tantangan dan hambatannya berlipat ganda dan semakin pelik. 

Sepertinya pertemuan kali ini sedikit-banyak sangat terkait dengan buku saya yang segera terbit atau naik cetak. Walaupun tak membahas secara detail, tapi ada keterkaitan yang begitu nampak. Sehingga bagi saya pertemuan kali ini menambah energi dan perspektif dalam mematangkan naskah buku menjelang terbit jadi buku. 

Mungkin buku ini bakal menjadi buku bacaan yang mesti dibaca oleh para orangtua, guru dan dosen juga penggiat dunia pendidikan lainnya. Termasuk dalam kondisi menjelang berakhirnya bencana non alam: Covid-19 ini. Bukan bermaksud menggurui, tapi menambah perspektif saja. Termasuk untuk menambah semangat dan percaya diri bahwa pada kondisi semacam ini kita bisa semakin kreatif termasuk dengan cara menulis buku. 

Tema terakhir, atau khusus tema kepenulisan, kemudian menjadi tema terpenting yang dibahas pertemuan selama sekitar 1 jam atau 60 menit ini. Insyaa Allah seputar kepenulisan segera ditindaklanjuti dalam aksi ril. Dalam waktu dekat akan ada kerjasama atau kolaborasi dalam menulis buku dan hal lainnya. Tema dan fokusnya akan dibahas kemudian. Sekarang lagi dibikin planing yang lebih teknis.  

Mudah-mudahan pertemuan semacam ini menjadi embrio bagi pertemuan berikutnya yang semakin bergizi. Satu pertemuan sederhana namun menyimpan makna penting. Minimal bertemu untuk menulis buku baru yang kelak ditulis secara kolaboratif. Selebihnya, semoga niat dan rencana baik ini mendapat bimbingan dan keberkahan dari Allah. Allahumma aamiin! (*)


* Judul tulisan 
BERKOLABORASI UNTUK MENULIS BUKU BARU 

Oleh: Syamsudin Kadir 
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok