NIKAHLAH DENGAN WANITA YANG SUKA MEMBACA BUKU! 

BAGI kamu yang belum menikah, bila hendak menikah, carilah sosok wanita yang suka membaca buku sebagai calon pendamping hidup kamu. Tak jaminan memang, tapi minimal dia punya pola dan metode dalam meningkatkan pengetahuannya untuk membersamai kamu kelak. Bukan sekadar untuk mendidik anak atau keturunan kamu, tapi juga untuk membantu kamu dalam mendidik dirinya.

Agar kamu mendapatkan wanita semacam itu, tentu kamu sendiri juga mesti memiliki kebiasaan yang sama: suka membaca buku. Bila selama ini kamu masih enggan membaca buku dan menganggap membaca buku sebagai aktivitas yang sia-sia alias mubazir, maka saat ini juga kamu mesti memulainya. Bukan menunggu nanti dan nanti. Karena nanti belum ada jaminan kamu masih hidup. 

Tak ada jaminan memang, bahwa ketika kamu suka membaca buku lalu kamu bakal mendapat pendamping hidup yang berilmu karena suka membaca buku. Tapi minimal dengan menjaga tradisi membaca buku, kamu bisa meningkatkan kualitas diri kamu agar mampu mendidiknya kelak. Dan menambah kepercayaan dan optimismenya bahwa kamu memang lelaki yang paling pantas sebagai pendamping hidupnya.

Bila ia atau calon istri kamu suka membaca maka ini akan menjadi modal penting bagi dia kelak dalam mendampingi kamu pada segala urusan dan mengarungi kehidupan yang kompleksitasnya jauh lebih banyak dan rumit. Sehingga bersamanya, kamu bisa membangun rumah tangga yang berjalan di atas jalan ilmu, bukan "ngasal" dalam berumah tangga. 

Ia pun bakal terampil dan setia mendampingi kamu dalam merajut, meraih dan merawat impian-impian indah dalam rumah tangga kamu. Karena ia meraup berbagai ilmu pengetahuan dan hikmah dari buku yang pernah ia baca. Bukan menunggu nanti atau sekadar duduk santai, tapi selalu berupaya untuk gila ilmu, minimal dengan membaca buku. 

Karena itu pula, sebelum menikah, kamu mesti menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku. Belilah buku-buku bermutu dan sesuai dengan kebutuhan kamu. Baca buku tentang pendidikan rumah tangga, pendidikan keluarga, pendidikan anak, dan berbagai tema yang menurut kamu itu sangat menunjang kehangatan rumah tangga kamu kelak. 

Termasuk buku-buku yang berkaitan dengan profesi atau karir kamu. Bila memungkinkan, beli juga buku tentang sejarah, bisnis, entrepreneurship, psikologi, politik, geostrategi dan siroh nabawiyah atau sejarah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga juga para sahabatnya. Atau para ilmuan ternama yang bisa kamu pelajari perjalanan hidup dan penemuan ilmiahnya. 

Kalau perlu, kamu juga membeli dan membaca berbagai novel beragam tema. Begitu juga puisi dan cerita pendek atau cerpen serta opini para ahli atau tokoh yang biasanya sudah diterbitkan dalam bentuk buku. Dengan begitu, kamu punya basis dan perspektif yang kaya juga matang. Sehingga setelah berumah tangga, pada saat dirundung masalah, kamu dan istri kamu pun tidak kagetan dan tidak cengeng. 

Bahkan bila perlu, kamu membeli buku-buku seputar kepenulisan. Buku semacam ini sudah banyak dan bisa dibeli di berbagai toko buku. Atau kamu bisa memesan di berbagai laman media online dan media sosial. Dengan begitu, kamu bakal bisa membaca dan memahami bagaimana langkah menulis. Bukan saja menulis buku tapi juga opini, puisi, cerpen dan sebagainya. 

Alangkah uniknya manakala kamu juga punya semangat dan tekad untuk memiliki karya tulis sendiri. Sebelum menikah kamu memastikan diri kamu sudah punya karya tulis atau buku karya sendiri. Bila perlu kamu menulis buku yang menurut firasat kamu buku itu nantinya menjadi salah satu buku yang paling disukai oleh istri kamu. Terbayang, pada saat akad nikah, buku itu kamu hadiahkan untuk istri kamu dan undangan yang hadir. 

Judulnya terserah kamu saja. Bebas dan pokoknya optimis saja bahwa itu salah satu buku terbaik yang pernah kamu tulis selama hidup. Sekadar mengusulkan, judul bukunya misalnya, "Selamat Datang Sayang", "Serpihan Cinta Untuk Si Dia", "Aku, Kau dan Cinta Kita", "Membangun Cinta Dari Akad Nikah", "Cinta Pertama dan Terakhir", dan sebagainya. 

Dengan begitu, minimal calon istri kamu atau kelak istri kamu memiliki kepercayaan juga optimisme yang lebih bahwa kamu memang pasangan yang bukan saja hendak mendapatkannya sebagai istri, tapi juga hendak menjadikannya sebagai pendamping setia yang cerdas dan tulus dalam menjalani kehidupan rumah tangga. 

Kalau itu yang terjadi maka kamu dan istri kamu, atau keluarga kecil kamu bakal menjadi contoh yang baik untuk sebuah persiapan dan tradisi berkeluarga yang bukan asal berkeluarga, tapi berkeluarga di atas bangunan yang kokoh yaitu ilmu pengetahuan dengan banyak membaca atau membangun tradisi membaca buku yang kuat. 

Ya termasuk dengan cara menulis buku sendiri. Dan kabar baiknya, setelah menikah kamu bisa menulis buku secara bersama dengan istri kamu. Kalian menulis tentang apa saja, boleh dan terserah kalian saja. Hal ini pasti bikin seru dan bertambah cinta. Biar tambah yakin, menikah saja dulu, lalu menulislah! (*)

* Judul tulisan 
NIKAHLAH DENGAN WANITA YANG SUKA MEMBACA BUKU! 

Oleh: Syamsudin Kadir
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis" 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok