PANCASILA DAN PROPAGANDA WARISAN BELANDA 

KALAU saya bilang Pancasila menurut Islam ya suka-suka saya lah. Terserah saya. Semaunya saya. Emang ada yang salah? Mengapa ente yang sewot dan panas-dingin gegara itu? Tinggal bilang aja berdasarkan agama ente. Engga usah takut. Itu juga kalau ente punya agama. 

Ente punya perspektif kan? Ente punya perspektif menurut agama ente kan? Atau apa kek, ya tulis saja. Kalau engga ada, ya engga usah ngomel dan ngamuk-ngamuk di laman facebook. Itu silakan kaji menurut agama atau pemahaman ente. Atau salahin agama ente sendiri juga terserah ente. Jangan salahin saya dan agama saya. 

Terlihat sekali ente ini suka mabuk-mabukan dan berwatak penjajah. Buktinya, ente langsung menuduh saya radikal, fundamentalis, ekstrimis dan teroris hanya gegara saya bilang Pancasila itu islami banget. Makanya kalau bingung, jangan kebanyakan lihat ke dalam, sesekali lihat keluar. Salahin diri sendiri, jangan salahin orang. 

Nah ini dia warisan penjajah Belanda yang masih bersarang di otak segelintir orang yang menghuni bangsa ini. Dulu Diponegoro, Hasanudin, Imam Bonjol, Soedirman, Bung Tomo dan masih banyak lagi distigma radikal, fundamentalis, ekstrimis dan teroris. 

Penjajah Belanda memang alergi dengan Islam. Paling tidak suka dengan nama dan kata yang berkaitan dengan Islam. Sebab Belanda menjajah bukan sekadar ingin merampok kekayaan alam negeri ini. Tapi juga merusak sendi kehidupannya. Termasuk merubah keyakinan masyarakatnya. Itu fakta sejarah yang tak bisa dibantah. 

Bahkan para ulama dan santri di pesantren dan surau-surau waktu itu mereka sebut dengan sebutan itu juga. Dari tuduhan radikal, fundamentalis, ekstrimis hingga teroris. Jadi, penjajah Belanda bisa angkat kaki dari negeri ini, namun pola pikir dan pola jajahannya masih dipakai dan diwariskan oleh sebagian kelompok orang.  

Engga ada syukurnya mereka itu. Sudah datang merampok, membunuh jutaan orang anak bangsa dan merong-rong dengan berbagai pola, eh ngumpat pula. Mereka yang datang menjajah malah pemilik negeri ini yang dituduh aneh-aneh. Bayangkan para pahlawan yang mereka bunuh pun mereka fitnah!  

Nah ente mau mewarisi penjajah Belanda kan? Klaim Pancasila tapi baca buku aja engga. Saya bilang Pancasila menurut Islam saja ente langsung ngamuk. Sangat terlihat sekali ente ini engga punya daya baca, malah jadi pewaris asli penjajah Belanda. Watak dan polanya sama. Propagandanya juga sama. Benar-bemar warisan Belanda!

Ente berbusa-busa sok bela Pancasila lalu menuduh orang dengan tuduhan norak begitu, menjadi alasan paling kuat bagi saya dan banyak orang di luar sana bahwa memang selama ini yang ente internalisasi dan wariskan adalah isme penjajah Belanda itu. 

Ente benar-benar hipokrit alias munafik. Mirip dulu aktivis komunis yang menuduh para ulama dan santri sebagai perusak negara. Padahal merekalah yang merong-rong bahkan melalakukan pemberontakan terhadap negara, termasuk hendak mengganti Pancasila sebagai dasar negara. 

Kalau saya sih jelas, kata kunci sila dalam Pancasila itu adalah bagian tak terpisahkan dari Islam. Kata Allah, berkat, rahmat, adil, adab, rakyat, hikmah, musyawarah, wakil, dan masih banyak lagi adalah terminologi Islam. Warisan berharga umat Islam bagi Indonesia.  

Nah penjajah Belanda dulu tentu sangat menentang terminologi itu. Cuma mereka engga bisa menjajah lagi, soalnya banyak panglima mereka yang mampus dihabisi oleh para ulama dan santri yang melakukan jihad atau perang. Di saat para ulama dan santri membela diri inilah kaum penjajah itu menuduh dan bikin propaganda bahwa para ulama dan santri adalah kaum radikal, fundamentalis, ekstrimis dan teroris. 

Kata-kata kunci pada sila Pancasila pun dirumuskan dan dimasukkan dalam konstitusi negara. Kemudian menjadi warisan nilai yang paling berharga untuk Indonesia. Sehingga kalau saya bilang ini warisan Islam atau sila Pancasila sangat islami, memang begitu adanya. 

Bila itu sudah jelas-jelas islami dan tak merintangi Islam, tak usah ganti dasar negara. Memang engga perlu. Kaya kurang kerjaan banget. Warisan Islam mau diganti, ya stres itu namanya. Memangnya anak-cucu Belanda yang suka merong-rong umat Islam dan negeri ini? Ngacau banget ente nih. Otak ente terlalu picik, dangkal dan emang norak. Warisan Belanda! (*)

* Judul tulisan 
PANCASILA DAN PROPAGANDA WARISAN BELANDA 

Oleh: Syamsudin Kadir 
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok