Ramadan dan Semangat Berinteraksi dengan Al-Quran


RAMADAN merupakan bulan yang spesial dan istimewa dalam kehidupan seorang muslim. Ia merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah kita hingga menggapai derajat taqwa yang lebih tinggi. Salah satunya adalah dengan mengakrabkan diri kita dengan al-Quran. Kitab suci yang terdiri dari 114 surat ini diturunkan ke bumi untuk memberi petunjuk dan cahaya kepada kita dari kegelapan ke jalan yang terang, jalan yang mendapat ridho Allah serta untuk mempertebal iman bagi kita yang bertakwa. 

Dalam mengisi ramadan, selain momentum untuk menunaikan ibadah shaum dan tarawih, bulan ini juga bisa diisi untuk mengakrabkan diri dengan al-Quran. Hal ini sangat relevan sebab ramadan juga akrab dikenal sebagai bulan al-Quran. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 185, "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).... ".   

Dalam bukunya "Berinteraksi dengan al-Quran" terbitan Gema Insani Press (2001), Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan lima cara berinterasi dengan al-Quran yaitu “membaca, mentadaburi, menghafal, mengamalkan dan mendakwahkannya.” Ulama yang dikenal moderat dan berwawasan luas ini menegaskan bahwa membaca al-Quran adalah cara paling sederhana untuk menghidupkan hati dan jiwa kita dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kehidupan kita selalu terbimbing dan mendapat keberkahan dari Allah.  

Hati kita pasti pernah berkarat karena dosa dan maksiat yang kita lakukan. Menurut Ustadz H. Iman Budiman, M.Ag. penceramah kondang Jawa Barat yang aktif menjadi pengisi acara TV lokal di Bandung, menjelaskan, bahwa ramadan adalah bulan mulia, ia merupakan momentum terbaik dan sangat berharga bagi kita, yang hanya disediakan satu kali dalam setahun, untuk melaksanakan kewajiban shaum ramadan termasuk mengakrabkan diri dengan al-Quran. Menurutnya, ia adalah bulan mulia penuh rahmat dan ampunan, termasuk membersihkan hati kita dari berbagai dosa dan maksiat. Karena itu, kita mesti mengisi kesempatan atau ramadan kali ini dengan amal terbaik, termasuk bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya.  

Orang yang aktif membaca al-Quran hatinya akan mendapatkan celupan khas dari al-Quran itu sendiri. Hati yang mendapat celupan al-Quran termanifestasi dalam sikap atau perilaku pembacanya yang selalu terjaga dan tidak terjebak pada hal-hal yang merusak imannya. Orang yang akrab dengan al-Quran biasanya akan bertambah imannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. al-Anfal: 2)

Al-Quran juga bisa menjadi pembimbing kita ke jalan yang benar dan menjadi obat untuk menyembuhkan kita dari berbagai dosa dan maksiat yang kita lakukan. Maknanya, bila kita memanfaatkan ramadan ini untuk meningkatkan kualitas keakraban kita dengan al-Quran maka hal tersebut akan menjaga kita dari berbagai penyakit iman dan jiwa bahkan fisik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassallam, Hati ini berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air." Lalu beliau ditanya: "Apa pembersihnya?" Sabda beliau: "Banyak mengingat mati dan membaca al-Quran. (HR. Baihaqi). 

Bila kita aktif membaca al-Quran maka ia akan menerangi kita dari berbagai aspeknya. Hati kita menjadi hidup dan langkah atau kehidupan kita semakin terarah. "Hati yang hidup yaitu hati yang mampu mengambil manfaat dan hikmah dari setiap penggalan ayat dari seluruh isi al-Quran", demikian ungkap Ibnu Katsir. Sementara Abu Qotadah mengatakan, "Pandangan seorang muslim itu tajam sehingga bisa menembus batas. Pandangan demikian karena hatinya yang bersih dan tidak terhijab oleh dosa dan maksiat". Lalu Imam ad-Daru Qurhny mengatakan, "Pemilik hati yang baik adalah manusia yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami tujuan kehidupannya, yaitu menghamba kepada Allah". 

Al-Quran adalah kitab suci, bagai surat cinta dari Allah yang Maha Cinta yang Ia anugerahkan kepada kita. Maka selayaknya bagi kita yang mendapatkan surat cinta itu untuk membacanya dengan hikmah dan seksama. Allah adalah kekasih terbaik yang pernah kita miliki dalam perjalanan hidup ini. Untuk itu, membaca al-Quran atau kitab suci-Nya berarti kita sedang memadu kasih dengan Sang Pengasih, Allah. Semoga ramadan ini bisa kita isi dengan berbagai ibadah khas ramadan, termasuk meningkatkan kualitas interaksi kita dengan al-Quran. Sehingga ramadan benar-benar menjadi momentum terbaik bagi kita untuk menjalankan berbagai amal soleh sehingga kelak menggapai derajat taqwa yang tinggi kepada-Nya, sebagaimana yang Ia ingatkan dalam firman-Nya, surat al-Baqarah ayat 183 "...Agar kamu bertaqwa". (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pendidikan Ramadan"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah