Berkali-kali Merindui Nurul Hakim
Pada forum ini Prof. Adi bercerita tentang kesan dan pengalaman selama nyantri di NH. Menurut beliau, NH telah merubah seluruh kehidupannya. Tradisi keilmuan para Tuan Guru dan Ustadz di NH sangat berkesan dan menyentuh kalangan santri, sehingga rerata santri dan alumni bermanfaat di tengah masyarakat. Berbagai kehidupan yang dilalui selama nyantri telah memberi dampak besar bagi kehidupan dan karirnya kini. Sebuah pengalaman bersejarah dan sangat berkesan.
Selanjutnya, saya mendapat kesempatan untuk mengulas isi buku "Merindui Nurul Hakim". Di bagian awal saya menjelaskan bahwa buku ini merupakan ikhtiar sebagian alumni sebagai wujud cinta dan rindu yang mendalam pada NH. Mereka mengungkap atau bercerita tentang kesan dan pengalaman selama menempuh pendidikan dan hidup di lingkungan NH selama sekian waktu. Mereka bercerita apa adanya sesuai dengan pengalaman dan apa yang mereka rasakan. Dari hal-hal yang serius, lucu, gokil dan unik hingga hal-hal yang seram. Termasuk pengalaman menemukan cinta di NH.
Kedua, tradisi baca dan tulis merupakan salah satu tradisi warisan Bapak TGH. Safwan Hakim (alm). Dalam konteks NH, baca dan tulis merupakan tradisi para Tuan Guru, terutama TGH. Safwan Hakim (alm). Bayangkan saja, setiap sebelum mengisi berbagai pengajian, ceramah dan khutbah, beliau selalu membaca. Beliau juga selalu menuliskan apa-apa yang perlu disampaikan pada momentum tersebut. "Bapak TGH. Safwan Hakim itu selalu membaca dan menulis. Beliau juga selalu membawa bulpen dan catatan ke mana pun beliau pergi", ungkap Ustadz Firdaus Nuzula, M. Pd. saat menyampaikan pengantar acara ini.
Pada kesempatan kali ini saya mengajak beberapa penulis buku "Merindui Nurul Hakim" untuk hadir. Begitu pula sepupu dan keponakan saya yang sedang menempuh pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Mataram dan sekitarnya. Bahkan anak saya yang pertama, Azka Syakira, saya ajak dan turut hadir di forum ini. Azka sengaja saya ajak agar ia semakin kenal dengan NH. Bagaimana pun, tahun 2024 ini dia mendaftar di Program Pendidikan Khusus (PPKh) NH. Berita baiknya kini ia diterima setelah melalui berbagai proses test (26 Mei 2024) dan ta'aruf kepondokan (23-29 Juni 2024). Semoga tulisan ini menjadi bukti bahwa para alumni NH pun selalu atau berkali-kali merindui NH sebagaimana judul buku karya kolaboratif sebagian alumninya ini: "Merindui Nurul Hakim". (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merindui Nurul Hakim"
Komentar
Posting Komentar