Spirit Literasi SMKN 1 Kuripan Lombok
Pada Selasa 28 Mei 2024, misalnya saya diundang untuk menjadi narasumber acara bedah buku "Pemuda Negarawan" dan pelatihan kepenulisan nasional di SMKN 1 Kuripan, Lombok Barat. "Aku Menulis Maka Aku Ada" menjadi tema yang diangkat pada forum yang dihadiri oleh sekitar 300-an siswa ini. Turut hadir pula beberapa guru, termasuk sahabat baik saya Pak Iwan Wahyudi. Sosok yang terkahir ini merupakan narasumber panel bersama saya di banyak forum, termasuk pada acara kali ini. Selain untuk melanjutkan semangat kolaborasi dalam memajukan tradisi literasi juga menebar manfaat bagi banyak orang.
Satu hal yang unik dan menarik, saya dan Pak Iwan menyampaikan materi secara bersamaan. Sehingga suasana acara semakin asyik dan lebih cair. Bagaimana pun, menjadi narasumber di depan siswa SMK butuh energi yang tak biasa. Berbagai cara digunakan untuk sekadar memastikan mereka konsen dan mengikuti acara dengan baik, serius dan penuh khidmat. Berbicara di depan generasi seusia mereka butuh kecerdasan lebih. Bukan sekadar kemampuan berkomunikasi dan penguasaan materi tapi juga kemampuan menghadirkan ice breaking yang menyenangkan.
Kedua, menulis butuh modal. Diantara modal menulis yang paling dasar adalah niat baik, tekad yang kuat, hobi membaca, melek literasi, melek informasi dan terbiasa menulis. Hal lain, harus ada upaya untuk rutin berkunjung ke toko buku dan sering membeli buku. Mereka yang hendak terjun ke dunia penulisan juga butuh lingkungan yang mendukung. Misalnya, di rumah dan sekolah harus tersedia buku yang berkualitas dan memadai. Berkenalan dengan penulis lain juga menjadi modal yang tak bisa dianggap remeh. Termasuk aktif di berbagai komunitas Kepenulisan.
Antusias teman-teman guru dan siswa SMKN 1 Kuripan Lombok dalam mengikuti acara ini merupakan motivasi sekaligus inspirasi bagi saya untuk terus belajar dan berkarya. Apalagi pada kesempatan ini saya dan Pak Iwan sempat mengenalkan sekaligus mengulas buku baru berjudul "Pemuda Negarawan". Salah satu pesan penting buku ini adalah betapa pentingnya menulis sebagai upaya melanjutkan sejarah bangsa. Para pendiri bangsa ini pun adalah penulis hebat. Karya mereka dibaca oleh banyak kalangan lintas dekade hingga saat ini dan nanti. Semoga lakon para pendahulu menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya, terutama dalam bentuk menulis buku! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan"
Komentar
Posting Komentar