Spirit Literasi SMKN 1 Kuripan Lombok


"Terus menyala Bang!", demikian ungkapan seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) pada saya setelah menyaksikan saya aktif menjadi narasumber pelatihan menulis dan bedah buku di Mataram dan sekitarnya sejak 24 Mei hingga  14 Juni 2024 lalu. Ya, hampir sebulan saya di Mataram, selain menjadi narasumber acara kepenulisan juga narasumber bedah buku. Saya awalnya hanya mengantar anak saya Azka Syakira untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB. Hanya saja beberapa lembaga pendidikan dan elemen muda Mataram mengundang saya untuk menjadi narasumber di beberapa forum.  

Pada Selasa 28 Mei 2024, misalnya saya diundang untuk menjadi narasumber acara bedah buku "Pemuda Negarawan" dan pelatihan kepenulisan nasional di SMKN 1 Kuripan, Lombok Barat. "Aku Menulis Maka Aku Ada" menjadi tema yang diangkat pada forum yang dihadiri oleh sekitar 300-an siswa ini. Turut hadir pula beberapa guru, termasuk sahabat baik saya Pak Iwan Wahyudi. Sosok yang terkahir ini merupakan narasumber panel bersama saya di banyak forum, termasuk pada acara kali ini. Selain untuk melanjutkan semangat kolaborasi dalam memajukan tradisi literasi juga menebar manfaat bagi banyak orang. 


Pak Iwan adalah intelektual muda sekaligus penulis produktif asal Kota Bima, NTB. Sekian telah menulis buku-buku inspiratif dalam beragam tema, ia juga akrab dengan kalangan muda dan aktif menjadi narasumber acara kepenulisan juga kegiatan produktif lintas kalangan. Berita baiknya, ia juga menjadi salah satu kontributor penulisan buku "Pemuda Negarawan" yang terbit pada Mei 2024, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas. Buku ini dibedah pertama kali pada Jumat 24 Mei 2024 di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). 

Satu hal yang unik dan menarik, saya dan Pak Iwan menyampaikan materi secara bersamaan.   Sehingga suasana acara semakin asyik dan lebih cair. Bagaimana pun, menjadi narasumber di depan siswa SMK butuh energi yang tak biasa. Berbagai cara digunakan untuk sekadar memastikan mereka konsen dan mengikuti acara dengan baik, serius dan penuh khidmat. Berbicara di depan generasi seusia mereka butuh kecerdasan lebih. Bukan sekadar kemampuan berkomunikasi dan penguasaan materi tapi juga kemampuan menghadirkan ice breaking yang menyenangkan. 


Pada forum ini saya menyampaikan tiga hal penting. Pertama, pentingnya semangat berprestasi dengan cara memiliki karya tulis. Menjadi generasi bangsa yang berprestasi merupakan kunci majunya sebuah bangsa, dalam hal ini Indonesia. Karena pentingnya generasi berprestasi maka motivasi dan semangat untuk berprestasi harus terus dibangun dan diperkokoh dalam hati setiap generasi muda bangsa termasuk kalangan pelajar. Salah satu prestasi yang perlu diinisiasi dan digerakkan adalah pelajar menulis hingga punya karya tulis dalam bentuk buku. 

Kedua, menulis butuh modal. Diantara modal menulis yang paling dasar adalah niat baik, tekad yang kuat, hobi membaca, melek literasi, melek informasi dan terbiasa menulis. Hal lain, harus ada upaya untuk rutin berkunjung ke toko buku dan sering membeli buku. Mereka yang hendak terjun ke dunia penulisan juga butuh lingkungan yang mendukung. Misalnya, di rumah dan sekolah harus tersedia buku yang berkualitas dan memadai. Berkenalan dengan penulis lain juga menjadi modal yang tak bisa dianggap remeh. Termasuk aktif di berbagai komunitas Kepenulisan. 


Ketiga, menulis butuh praktik. Teori menulis itu banyak, bahkan berbagai pelatihan kepenulisan juga bisa diikuti oleh siapapun dan kapanpun. Sekarang kita pun mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan, baik offline maupun online. Bahkan kita juga bisa menonton berbagai video rekaman materi dan motivasi seputar kepenulisan. Semuanya bisa kita peroleh secara gratis. Tapi itu tidak cukup. Kita harus langsung praktik menulis. Berani memulai menulis dapat dilakukan dengan rutin menulis setiap hari. Misalnya, lima menit per hari. Kalau sudah terbiasa kita bakal merasakan dampak baiknya. 

Antusias teman-teman guru dan siswa SMKN 1 Kuripan Lombok dalam mengikuti acara ini merupakan motivasi sekaligus inspirasi bagi saya untuk terus belajar dan berkarya. Apalagi pada kesempatan ini saya dan Pak Iwan sempat mengenalkan sekaligus mengulas buku baru berjudul "Pemuda Negarawan". Salah satu pesan penting buku ini adalah betapa pentingnya menulis sebagai upaya melanjutkan sejarah bangsa. Para pendiri bangsa ini pun adalah penulis hebat. Karya mereka dibaca oleh banyak kalangan lintas dekade hingga saat ini dan nanti. Semoga lakon para pendahulu menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya, terutama dalam bentuk menulis buku! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah