KM. Dharma Rucitra VIII dan Idhul Adha di Tiga Tempat


Ahad 16 Juni 2024, tepat pukul 13.00 WIB kapal KM. Dharma Rucitra VIII yang saya tumpangi dari Gilimas (Lombok Barat) menuju Surabaya (Jawa Timur) menyandar. Tak lama setelah itu, saya langsung menuju tempat penginapan menggunakan mobil sewa dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Sampai di lokasi saya sudah ditunggu oleh beberapa adik asal Manggarai Barat yang telah dan sedang menempuh pendidikan tinggi di Surabaya. Mereka adalah Muhamad Alwi, Ardian Sanjaya, Taufik Hidayat, Bambang Susanto, Ali Akbar dan Baharudin. 

Senin 17 Juni 2024 bertepatan dengan Idhul Adha 1445 H, saya dan warga sekitar tempat penginapan mengadakan shalat Idhul Adha di tanah lapang yang ada di kompleks perumahan  tempat saya menginap. Jamaah yang hadir pada shalat kali ini berjumlah sekitar 400-an jamaah dari bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak. Suasana kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WIB ini berlangsung lancar dan adem karena didukung oleh cuaca mendung, serta diliputi kegembiraan tak berbilang para jamaah yang hadir. Semuanya akrab dalam bingkai Lillah tanpa sekat sosial. 


Pada khutbahnya khotib yang bertugas menjelaskan beberapa hal penting, pertama, pentingnya meneladani nabi Ibrahim. "Beliau adalah sosok teladan, baik sebagai seorang ayah maupun sebagai seorang suami. Bahkan beliau juga merupakan seorang rasul atau urusan Allah, teladan bagi para utusan Allah setelahnya," ungkap sang khotib. Beliau diuji oleh Allah tidak memiliki putra beberapa tahun. Lalu beliau meminta kepada Allah dan Allah pun menakdirkan untuk beliau seorang anak laki-laki, Ismail. Seorang anak yang bukan saja taat kepada Allah tapi juga kedua orangtuanya. 

Ya, keluarga Ibrahim adalah keluarga teladan bagi setiap orang beriman. Karena menjadi keluarga yang baik menurut standar dan sesuai dengan aturan Allah adalah dambaan semua orang. Sekali lagi, kuncinya adalah keteladanan. Ibrahim dan keluarganya adalah teladan terbaik bagaimana menjadi sosok ayah, ibu dan anak yang taat. Sehingga keluarga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Kesungguhan Ibrahim untuk mendidik keluarganya menjadi keluarga yang taat kepada Allah adalah teladan dan inspirasi bagi kita. 


Kedua, perlunya menjaga keikhlasan dalam beribadah termasuk dalam berqurban. Menjaga niat baik merupakan elemen kunci dalam ibadah qurban. Dalam pandangan Allah, yang diterima di sisi-Nya bukan daging yang diqurbankan tapi keikhlasan dan ketaqwaan yang kita miliki saat berqurban. Ketaqwaan harus mewujud dalam bentuk amal kebaikan termasuk ibadah qurban yang kita tunaikan hanya karena ketaatan kepada Allah, bukan untuk riya' dan membangga-banggakan diri di hadapan manusia. Berqurban bukan untuk tujuan meningkatkan jenjang sosial, tapi benar-benar sebagai ibadah dan wujud ketaatan kepada Allah. 

Idhul Adha kali ini merupakan Idhul Adha pertama saya di Kota Pahlawan. Bahkan bagi saya rangkaian ibadah sangat berkesan dan selalu terngiang. Ini adalah momentum pertama saya melaksanakan Idhul Adha secara terpisah dengan istri dan anak-anak saya. Bila saya melaksanakan shalat Idhul Adha di Surabaya, sementara anak saya yang pertama Azka Syakira di Mataram, NTB. Lalu istri dan ketiga anak saya: Bukhari Muhtadin, Aisyah Humaira dan Arsyila Qonita di Cirebon, Jawa Barat. Semuanya berlangsung di lokasi yang berbeda. 


Perjalanan laut dan bertemu keluarga di Surabaya merupakan pengalaman berharga dalam kehidupan saya. Bahkan saya bisa melaksanakan shalat Idhul Adha di Surabaya. Ada beberapa adik yang jarang bertemu dengan saya, kali ini saya bisa bertemu dengan mereka. Memulai obrolan selalu menyisakan kesan mendalam, tentu dengan bahasa Manggarai yang khas dan unik. Sesekali kami bercanda dan tertawa ringan sekadar mengekspresikan rasa senang dan riang bisa bertemu dengan keluarga apa adanya. Saling melempar kata dalam canda membuat suasana pertemuan terasa hangat dan penuh keakraban. Indahnya persaudaraan, nikmatnya bersua dalam bingkai iman. (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah