Motivasi Menulis Artikel dan Buku


20 Juni 2016, saya mengenang zaman saya masih kurus tapi cukup aktif menjadi narasumber di banyak forum. Saat itu saya sering menjadi narasumber di berbagai forum pelatihan kepenulisan dan kejurnalistikan  termasuk saat saya mendapat undangan untuk mendampingi Pak Dr. Budi Manfaat menjadi narasumber acara workshop kepenulisan yang diselenggarakan oleh UKM Fatsoen di IAIN Cirebon, Jawa Barat. Sekarang kampus ini beralih status menjadi UIN Cirebon, tepatnya Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC).

Alhamdulillah, bagi saya ini momentum bersejarah yang berkesan dan susah dilupakan. Karena saya masih diberi kesempatan untuk belajar mendidik diri di depan banyak orang. Ya, saat saya menjadi narasumber, sejatinya saya sedang belajar dan belajar. Saya bisa berbagi pengalaman seputar kepenulisan, khususnya menulis artikel untuk surat kabar dan menulis buku yang diterbitkan. Bahkan saya bisa menambah pengalaman, wawasan dan inspirasi baru. Sekali lagi ini momentum bersejarah dalam kehidupan saya. 

Tahun 2010 hingga 2020 memang termasuk era paling produktif saya menulis artikel dan dimuat di berbagai surat kabar seperti Radar Cirebon, Kabar Cirebon, Rakyat Cirebon dan Fajar Cirebon. Seingat saya, hampir setiap hari saya menulis dan tulisan saya dimuat di beberapa koran tersebut. Adapun menulis buku yang cukup produktif sejak 2020 hingga saat ini. Ini pengalaman berharga dalam perjalanan saya di dunia kepenulisan. Terhitung sekitar 60-an judul buku menjadi saksinya. Sangat terasa memang, terutama ketika saya mengumpulkan buku-buku tersebut di perpustakaan buku di rumah. 

Seingat saya kala itu saya menyampaikan beberapa poin, pertama, setiap orang punya potensi menjadi menulis. Mengapa? Sebab sejak kecil sudah terbiasa menulis. Ada yang belajar menulis sejak PAUD, TK dan SD. Ada pula yang mulai giat menulis sejak SMP juga SMA bahkan perguruan tinggi. Bahkan tugas akhir perguruan tinggi dibuat dalam bentuk karya tulis ilmiah yaitu skripsi. Artinya, sejatinya kita sudah punya potensi untuk menulis. Sekarang kita tinggal melanjutkan kembali hingga punya karya tulis. Sebagai pembelajar, harus berani berkarya hingga jadi karya yang terbaca oleh banyak orang.

Kedua, menulis itu bisa dipelajari dan dilatih. Menulis, sebagaimana aktivitas yang lain, bisa dipelajari. Siapapun bisa belajar dan menekuninya, apapun latar belakangnya. Usia tua maupun muda bisa belajar dan melatih untuk menulis. Bahkan mereka yang tidak berprofesi sebagai penulis pun bisa menulis hingga terpublikasi seperti buku. Mereka yang punya niat dan tekad yang kuat akan dengan sendirinya berupaya untuk terus melatih dan melatih. Mereka selalu berupaya untuk memanfaatkan waktu untuk belajar dan mengasah potensinya.

Ketiga, menulis itu butuh modal. Apa saja yang termasuk modal menulis? Diantaranya niat yang ikhlas, tekad yang kuat, aktif membaca, miliki sumber bacaan, aktif di berbagai komunitas, rajin mengikuti pelatihan, aktif di berbagai audisi kepenulisan, bersahabat dengan penulis profesional, rajin ke toko buku, menyediakan perpustakaan buku di rumah, biasa menulis setiap hari, berani mempublikasi, siap menerima kritik dari pembaca dan terus belajar.

Keempat, menulis butuh motivasi. Motivasi menulis harus terus diasah, apalagi bila kita hendak menulis artikel dan buku. Motivasi yang kuat dari dalam diri sangat membantu dalam rangka memastikan diri kita terus menulis dan menulis. Dorongan dari dari dalam diri sangat berpengaruh terhadap semangat dan giat kita untuk menulis. Motivasi sangat ditentukan oleh alasan kita dalam menulis. Alasan itulah yang menjadi energi sekaligus penopang utama saat kita menekuni dunia kepenulisan.

Alasan menulis ada banyak seperti berdakwah lewat tulisan, berbagi inspirasi pada pembaca, memotivasi diri dalam kebaikan, menyebar kebaikan pada sesama, mengajak banyak orang pada kebenaran, melanjutkan tradisi para ulama, dan mengokohkan sekaligus menjaga pengetahuan yang pernah dipelajari. Dan tentu masih banyak lagi alasan lainnya. Intinya, menulis butuh motivasi. Motivasi berasal dari berbagai alasan kita menulis. Setiap kita pun memiliki alasan masing-masing, ada yang sama dan ada yang berbeda.

Aktivitas menulis sejatinya menjadi medan paling terbuka bagi siapapun, sebab siapapun bisa menggelutinya. Apalagi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini, kita harus berperan aktif untuk menghadirkan produk literasi atau tulisan yang mengisi berbagai media yang tersedia, baik surat kabar maupun media online bahkan media sosial. Kita harus mengisi berbagai platform yang tersedia dengan tulisan yang bergizi dan bermanfaat. Jangan biarkan konten hoax mendominasi berbagai media yang ada! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, penulis Buku "Pemuda Negarawan"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah