Terima Kasih SDIT Ibnu Abbas Cirebon


Alhamdulillah hari yang dinanti itu akhirnya tiba juga. Hari dimana siswa-siswi kelas VI mengikuti acara perpisahan dan pelepasan dengan sekolahnya. Sedih memang, namun prosesi ini harus berlangsung. Ya, hari ini Senin 24 Juni 2024 saya bersyukur karena bisa menghadiri acara perpisahan dan pelepasan siswa-siswi kelas VI angkatan VI SDIT Ibnu Abbas di Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Seharusnya anak saya yang pertama Azka Syakira (Azka) hadir di acara yang sangat spesial dan sakral ini. Bagaimana pun, ia adalah salah satu siswi yang telah menempuh pendidikan di sekolah ini. Namun kondisi belum memungkinkan. Sekali lagi, sedih memang, namun kondisi tak memungkinkan.  Sebab 23-29 Juni 2024 ia mesti mengikuti Ta'aruf Kepondokan di Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB.


Menghadiri acara perpisahan dan pelepasan kali ini menyisakan kesan yang mengharukan. Sebuah prosesi yang selalu berkesan dan dikenang selamanya. Seingat saya, Azka pertama kali masuk di SDIT Ibnu Abbas pada 2019 lalu, ketika ia masuk kelas 2, setelah sebelumnya menempuh pendidikan di SDIT Sabilul Huda di Kota Cirebon, Jawa Barat. Karena domisili dan efektifitas waktu, saya memilih untuk memindahkan Azka Syakira ke sekolah barunya ini.

Seingat saya, kala itu Azka masih malu-malu dan baru bisa membaca iqra 1-2. Beberapa kali ia menangis. Seiring perjalanan waktu, dengan keikhlasan, kesungguhan dan kerja keras para guru di SDIT Ibnu Abbas, akhirnya Azka Syakira terus mengalami perubahan. Bahkan tergolong mengalami perubahan drastis. Selain bisa membaca al-Quran, ia juga menghafal 2 juz lebih al-Quran, tepatnya juz 30, 29 dan sebagian juz 1. Juga aktif kegiatan Pramuka dengan segala pembelajaran di dalamnya. 


Di samping itu, Azka juga sudah mulai lancar membaca bahkan sejak kelas 3 sudah sangat lancar membaca buku. Saya bersama keluarga kecil pun kerap berkunjung ke toko buku. Ia dan adik-adiknya: Bukhari Muhtadin, Aisyah Humaira dan Arsyila Qonita kerap menjadi teman yang selalu mendampinginya untuk memburu dan membaca buku. Belakangan Azka juga sudah sering mengikuti audisi kepenulisan, sehingga sudah memiliki naskah buku baru.

Pendidikan adalah proses panjang dan terencana. Tanggungjawab orangtua pada pendidikan anak merupakan tanggungjawab besar baik di dunia maupun di akhirat. Allah pun mengingatkan kita dalam al-Quran surat at-Tahriim ayat 6, "Hai orang-orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api mereka..." Ayat ini menjadi penegas betapa pendidikan anak merupakan investasi besar dan berdampak panjang.


Dalam proses pendidikan, peranan guru sangat strategis. Saya menyadari betapa lelah dan letihnya menjadi guru. Ya, menjadi guru itu bermakna kesadaran diri untuk mengalami lelah dan letih tak berbilang. Para guru yang telah mendidik Azka dan teman-temannya telah berjasa besar. Itu sudah sebuah kepastian yang tak bisa dianggap sepele. Tak cukup uang untuk membalas jasa baik mereka selama ini. Tak cukup materi apapun untuk membalas seluruh pengorbanan para guru kepada Azka dan teman-temannya selama ini.

Apapun profesi kita dan anak-anak kita kelak, guru adalah sosok penting dalam kehidupan kita juga anak-anak kita. Guru bukan saja berjasa dalam memastikan anak-anak kita cerdas secara pengetahuan, tapi juga wawasan bahkan akhlak atau adab mereka dalam menjalani kehidupan kita. Maka guru adalah sosok yang bukan saja berjasa tapi juga penting dalam kehidupan anak-anak kita. Guru pun bagai matahari yang selalu memberi terang tanpa berharap balas jasa.  Guru pun adalah pahlawan dari seluruh para pahlawan.


Karena itu, selain memohon maaf atas segala kelemahan dan kekurangan saya sebagai orangtua, saya layak menyampaikan jazakumullah dan terima kasih kepada kepala sekolah, yayasan Namira, para guru dan karyawan, singkatnya keluarga besar SDIT Ibnu Abbas yang telah berjasa besar selama ini. Semoga Allah membalas semuanya dengan balasan terbaik. Sekali lagi, jazakumullah untuk semuanya. Sungguh, Allah Maha Melihat, Maha Kaya dan Maha Kuasa untuk membalas seluruh amal baik yang kita lakukan! (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Melahirkan Generasi Unggul"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah